Saat
saya berjalan diruangan tengah hal itu terjadi. Udara disekelilingku
menjadi berat. Menekanku, sehingga aku jatuh berlutut, dan wajahku jatuh
terlungkup di lantai.
Aku
tahu Roh Tuhan ada padaku, bergetar diruangan itu dalam gelombang
kuasa. Waktu berhenti… Semuanya menghilang….Dan aku mendengar suaraNya.
“Demos, apakah kau akan meragukan kuasa KU?” Tujuh
kata ajaib yang segera membuatku sadar apa yang telah kulakuKan selama
empat belas bulan terakhir ini aku berlaku seakan kekuatankulah harapan
dari Fellowship ini. Betapa bodohnya aku.
Tidak
ada, tidak ada seorangpun yang bisa, ataupun membuat perbedaan dalam
kekekalan, kecuali digerakan oleh kuasa Tuhan. “Tuhan Yesus, maafkan
aku..”, aku menangis tersedu sedu.
DIA
melanjutkan. “AKUlah satu satunya. Demos, yang bisa membuka pintu
pintu. AKU lah satu satunya yang dapat menghilangkan balok dari mata
yang tidak bisa melihatnya.”

“Aku mengerti, Tuhan Yesus. Dan aku berterima kasih.”
“Dan
sekarang, Aku juga akan membiarkanmu melihat dengan jelas.” Bersamaan
dengan itu Tuhan mengijinkan aku berdiri dan mengangkatku. Kekuatan yang
tadinya menekanku terlungkup dilantai sekarang mendorongku naik.
Saat
itu Rose masuk kedalam ruangan, tidak mengatakan apa apa, tapi berjalan
menuju organ Hammond kami dan mulai memainkannya. Musik mengalir. Dan
disekitarku perlahan menjadi terang benderang, ruangan kami terlihat
seperti menghilang. Kemudian aku mendapati diriku sedang tergadah
memandang kelangit, langit yang terang seperti siang- walaupun saat itu
malam hari.
Berapa
lama Rose memainkan musik, berapa lama aku menengadah kelangit, aku
tidak tahu. Tapi tiba tiba Rose berhenti bermain, dan mulai berdoa dalam
bahasa lidah, sebuah pesan yang indah meluncur dari mulutnya: “ AnakKU,
AKU mengenalmu sebelum engkau dilahirkan. AKU telah menuntunmu disetiap
langkah jalan hidupmu. SEKARANG AKU AKAN MENUNJUKAN PADAMU TUJUAN DARI
HIDUPMU.”
Saat
ia berkata kata, aku merasa sepert diangkat. Meninggalkan tubuhku. Naik
keatas, meninggalkan ruangan kami. Dibawahku aku bisa melihat atap atap
rumah di Downey, pegunungan San Bernadino, dan pantai samudera Pasifik.
Aku berada tinggi diatas bumi,dan bisa melihat seluruh negeri mulai
dari barat sampai ke timur.’
Aku
melihat orang orang dibumi. Berjuta juta banyaknya, berdiri
berdampingan. Dan aku dapat melihat wajah ribuan diantara mereka dengan
jelas.
Apa
yang aku lihat membuatku takut. Wajah wajah mereka kaku, tanpa
kehidupan, menyedihkan. Walaupun orang orang ini berdiri berdampingan
sangat dekat dengan yang lainnya sampai berdempetan. Tidak ada kontak
diantara mereka. – MEREKA SENDIRIAN, TANGAN MEREKA TERIKAT DENGAN
RANTAI. Kepala mereka kaku, mata mereka kosong menatap kedepan, tidak
berkedip,tidak melihat. Mereka dingin seperti es dalam sebuah badai
salju. Kengerian menyerangku, aku sadari mereka mati.
Lalu
penglihatan itu berubah. Apakah bumi yang berputar, ataukah aku yang
terbang mengelilingnya, aku tidak tahu. Tapi sekarang dibawahku
terbentang Amerika Selatan. Kemudian terlihat benua Afrika, Eropa,dan
Asia. Sekali lagi wajah wajah itu muncul, dan semuanya tetap sama. Wajah
wajah dari orang berkulit coklat, kulit hitam, dan berkulit putih.
Setiap orang kaku, sedih, dan setiap mereka TERJALIN DALAM BELENGGU
RANTAI, TERKUNCI DALAM KEMATIAN.
“Tuhan…”, aku menangis. “Ada apa dengan mereka ! Tuhan, tolong mereka !”
Aku
baru tahu kemudiaan, setelah kejadian ini, Rose bercerita bahwa saat
itu aku diam saja tak berkata kata. Tapi saat dalam penglihatan itu, aku
menangis tersedu sedu, dan menjerit dengan keras.
Tiba
tiba Rose mulai berbicara. Secara manusia, tentu saja ia tidak mungkin
tahu apa yang sedang aku lihat. Tapi ia berkata : “AnakKu, APA YANG KAU
LIHAT SELANJUTNYA AKAN SEGERA TERJADI.”
Bumi
kemudian berputar – atau aku yang mengitarinya-untuk kedua kalinya.
Dibawahku lagi ada berjuta juta orang yang kulihat tadi. Tapi kali ini
sangat berbeda!
ES
TERSEBUT TELAH MELELEH- RANTAI RANTAI MEREKA TELAH PATAH! Mata mereka
bersinar sukacita. Tangan yang tadinya terbelenggu sekarang bebas, dan
kini tangan tangan itu terangkat ke Surga. Setiap mereka tadinya begitu
terkurung dalam penjaranya masing masing, tidak lagi sendirian, tapi
terhubung dalam sebuah jalinan komunitas yang saling mengasihi dan
saling menghormati
Asia,
Afrika, Amerika – di semua tempat kematian telah berubah menjadi
kehidupan. RANTAI RANTAI YANG MEMBELENGGU TELAH DIPATAHKAN! Dan kemudian penglihatan itu berakhir. Saat itu pukul 3.30 dini hari.
Sumber : Buku FGBMFI WORLD CONVENTION, BALI, INDONESIA, 2012