Wednesday, July 31, 2013

Visi diceritakan oleh Demos Shakarian (1952)

Saat saya berjalan diruangan tengah hal itu terjadi. Udara disekelilingku menjadi berat. Menekanku, sehingga aku jatuh berlutut, dan wajahku jatuh terlungkup di lantai.
Aku tahu Roh Tuhan ada padaku, bergetar diruangan itu dalam gelombang kuasa. Waktu berhenti… Semuanya menghilang….Dan aku mendengar suaraNya. “Demos, apakah kau akan meragukan kuasa KU?”  Tujuh kata ajaib yang segera membuatku sadar apa yang telah kulakuKan selama empat belas bulan terakhir ini aku berlaku seakan kekuatankulah harapan dari Fellowship ini. Betapa bodohnya aku.
Tidak ada, tidak ada seorangpun yang bisa, ataupun membuat perbedaan dalam kekekalan, kecuali digerakan oleh kuasa Tuhan. “Tuhan Yesus, maafkan aku..”, aku menangis tersedu sedu.
DIA melanjutkan. “AKUlah satu satunya. Demos, yang bisa membuka pintu pintu. AKU lah satu satunya yang dapat menghilangkan balok dari mata yang tidak bisa melihatnya.”
demosDibulan bulan sebelumnya, aku terus mencari orang orang untuk sebuah jawaban. Setiap saat aku bertemu bisnismen yang lain, atau pejabat politik, aku selalu berpikir, “Orang ini dapat membantuku membangun Fellowship.” Tuhan, dengan jalanNya yang penuh kasih, sekali lagi mengingatkan padaku, bahwa DIA-lah satu satunya sumber kita.
“Aku mengerti, Tuhan Yesus. Dan aku berterima kasih.”
“Dan sekarang, Aku juga akan membiarkanmu melihat dengan jelas.” Bersamaan dengan itu Tuhan mengijinkan aku berdiri dan mengangkatku. Kekuatan yang tadinya menekanku terlungkup dilantai sekarang mendorongku naik.
 Saat itu Rose masuk kedalam ruangan, tidak mengatakan apa apa, tapi berjalan menuju organ Hammond kami dan mulai memainkannya. Musik mengalir. Dan disekitarku perlahan menjadi terang benderang, ruangan kami terlihat seperti menghilang. Kemudian aku mendapati diriku sedang tergadah memandang kelangit, langit yang terang seperti siang- walaupun saat itu malam hari.
Berapa lama Rose memainkan musik, berapa lama aku menengadah kelangit, aku tidak tahu. Tapi tiba tiba Rose berhenti bermain, dan mulai berdoa dalam bahasa lidah, sebuah pesan yang indah meluncur dari mulutnya: “ AnakKU, AKU mengenalmu sebelum engkau dilahirkan. AKU telah menuntunmu disetiap langkah jalan hidupmu. SEKARANG AKU AKAN MENUNJUKAN PADAMU TUJUAN DARI HIDUPMU.”
 Saat ia berkata kata, aku merasa sepert diangkat. Meninggalkan tubuhku. Naik keatas, meninggalkan ruangan kami. Dibawahku aku bisa melihat atap atap rumah di Downey, pegunungan San Bernadino, dan pantai samudera Pasifik. Aku berada tinggi diatas bumi,dan bisa melihat seluruh negeri mulai dari barat sampai ke timur.’
Aku melihat orang orang dibumi. Berjuta juta banyaknya, berdiri berdampingan. Dan aku dapat melihat wajah ribuan diantara mereka dengan jelas.
Apa yang aku lihat membuatku takut. Wajah wajah mereka kaku, tanpa kehidupan, menyedihkan. Walaupun orang orang ini berdiri berdampingan sangat dekat dengan yang lainnya sampai berdempetan. Tidak ada kontak diantara mereka. – MEREKA SENDIRIAN, TANGAN MEREKA TERIKAT DENGAN RANTAI. Kepala mereka kaku, mata mereka kosong menatap kedepan, tidak berkedip,tidak melihat. Mereka dingin seperti es dalam sebuah badai salju. Kengerian menyerangku, aku sadari mereka mati.
 Lalu penglihatan itu berubah. Apakah bumi yang berputar, ataukah aku yang terbang mengelilingnya, aku tidak tahu. Tapi sekarang dibawahku terbentang Amerika Selatan. Kemudian terlihat benua Afrika, Eropa,dan Asia. Sekali lagi wajah wajah itu muncul, dan semuanya tetap sama. Wajah wajah dari orang berkulit coklat, kulit hitam, dan berkulit putih. Setiap orang kaku, sedih, dan setiap mereka TERJALIN DALAM BELENGGU RANTAI, TERKUNCI DALAM KEMATIAN.
“Tuhan…”, aku menangis. “Ada apa dengan mereka ! Tuhan, tolong mereka !”
 Aku baru tahu kemudiaan, setelah kejadian ini, Rose bercerita bahwa saat itu aku diam saja tak berkata kata. Tapi saat dalam penglihatan itu, aku menangis tersedu sedu, dan menjerit dengan keras.
Tiba tiba Rose mulai berbicara. Secara manusia, tentu saja ia tidak mungkin tahu apa yang sedang aku lihat. Tapi ia berkata : “AnakKu, APA YANG KAU LIHAT SELANJUTNYA AKAN SEGERA TERJADI.”
Bumi kemudian berputar – atau aku yang mengitarinya-untuk kedua kalinya. Dibawahku lagi ada berjuta juta orang yang kulihat tadi. Tapi kali ini sangat berbeda!
 ES TERSEBUT TELAH MELELEH- RANTAI RANTAI MEREKA TELAH PATAH! Mata mereka bersinar sukacita. Tangan yang tadinya terbelenggu sekarang bebas, dan kini tangan tangan itu terangkat ke Surga. Setiap mereka tadinya begitu terkurung dalam penjaranya masing masing, tidak lagi sendirian, tapi terhubung dalam sebuah jalinan komunitas yang saling mengasihi dan saling menghormati
Asia, Afrika, Amerika – di semua tempat kematian telah berubah menjadi kehidupan. RANTAI RANTAI YANG MEMBELENGGU TELAH DIPATAHKAN! Dan kemudian penglihatan itu berakhir. Saat itu pukul 3.30 dini hari.
Sumber : Buku FGBMFI WORLD CONVENTION, BALI, INDONESIA, 2012