Welcome to www.fgbmfibanten.com

Lets to joins us andYou can follow our updates via email subscription for free.

Morning Prayer Meeting

Fgbmfi Banten Morning Prayer Meeting. Stronger Together...in Prayer.

Walking in His Will

John 6:40: believeth on him, may have everlasting life: and I will raise him up at the last day.

Banten Leader Meeting

Our united to lead the men in Banten came to know the Lord Jesus Christ.

International Covention

Full Gospel Business Men's Fellowship International Conventioan.

Wednesday, July 31, 2013

Menjadi Terang Bagi Bangsa-Bangsa


bernard"..Tetapi Aku akan membuat engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa, supaya keselamatan yang dari padaKu sampai keujung bumi"-Yesaya 49:6

16-20 Juli 2013 yang lalu World Convention FGBMFI diselenggarakan di Yerevan,Armenia.delegasi Indonesia sebelumnya tidak pernah sebanyak kali ini,28 orang.saya percaya itu tidak terlepas dari rencana Tuhan untuk FGBMFI Indonesia menjadi terang bagi bangsa2 seperti ayat tersebut diatas.
Setiap peserta menjadi berkat,baik dalam segi keuangan,doa syafaat,paduan suara,kesaksian,melayani orang yang maju altar call,bahkan juga melayani pertemuan anak2 muda di Ukraine; sekitar 7000 orang hadir.

Dalam Kisah Rasul 1:8 dikatakan-"Tetapi kamu akan menerima kuasa,kalau Roh Kudus turun keatas kamu,dan kamu akan menjadi saksiKu di Yerusalem dan diseluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" Roh Kudus memberi kekuatan dan kerinduan kepada kita untuk menjadi saksi Kristus.bukan hanya dengan perkataan,tetapi juga pikiran,sikap dan perilaku yang   dipimpin Roh Kudus,tidak menuruti keinginan daging;sehingga  menghasilkan buah Roh:kasih,sukacita,damai
 sejahtera,kesabaran,kemurahan,kebaikan,kesetiaan,kelemah lembutan,penguasaan diri (Galatia 5:22,23)

Mulailah menjadi terang,menjadi saksi Kristus dikeluargamu,seperti ayat diatas mengatakan mulai di Yerusalem.suami isteri saling mengasihi dan menghormati;menganggap yg lain lebih utama,tidak hanya memperhatikan kepentingannya sendiri (Filipi 2:3,4).jangan mau terpancing dengan kemarahan,kekecewaan,saling menyalahkan ,kata2 sia-sia dsb. Efesus 4:26-"apabila kamu menjadi marah,janganlah kamu berbuat dosa:janganlah matahari terbenam,sebelum padam amarahmu"

Biarlah kita saling mendoakan,menguatkan.karena dimana ada kesehatian/unity,Tuhan mencurahkan pengurapan dan memerintahkan berkatNya (Mazmur 133) Ingat motto kita:'His Banner Over Us is Love'

Tuhan Yesus Memberkati!


Ir.Bernard Njotorahardjo

Bagaimana FGBMFI dimulai (How FGBMFI Began)




Visi kami untuk Persekutuan ini dibangun diatas fondasi beberapa pesan profetik yang diberikan didalam sebuah kurun waktu tertentu, dan dikonfirmasi oleh beberapa visi literal dari Tuhan.  Dipimpin oleh sebuah nubuatan yang diberikan di Armenia, keluarga Shakarian berhasil melarikan diri dari Holocaust di Armenia dan akhirnya tinggal di Downey, California, dimana Issac Shakarian memulai sebuah peternakan susu seluas kira kira 5 hektar dengan hanya 3 ekor sapi. Dengan iman kepada Tuhan, hikmat, dan kerja keras, akhirnya peternakan itu berkembang 1000 kali lipat menjadi 3000 ekor ditahun 1943, peternakan susu terbesar diseluruh dunia pada waktu itu. Pendiri FGBMFI kami, Demos Sharian, yakni anak Isaac, meneruskan keberhasilan bisnis tersebut.
Sebagai seorang pengusaha muda, ia mensponsori banyak pertemuan KKR ditahun 1950 – an. Diperkirakan satu juta orang telah menghadiri pertemuan pertemuan tersebut.
Demos mendengarkan dan belajar dari beberapa penginjil terbesar pada masanya, bagaimana caranya bisa menjadi peka terhadap Roh Kudus. Ia mensponsori banyak tur penginjilan yang menjadi unjuk tombak kegerakan “pembaharuan kharismatik.” Dan gerakan ini dimotori bukan hanya oleh para kaum rohaniwan, tapi juga oleh para pengusaha.
Demos memiliki keinginan yang semakin mendalam agar para pengusaha bisa menemukan Kristus. Karena hampir semua pengusaha dimasa itu adalah kaum pria, maka ia membangun FGBMFI yang lebih berfokus pada kaum pria. Namun FGBMFI selalu mengikut sertakan keluarga.
Demos membicarakan masalah ini dengan panjang lebar bersama Dr. Charles Price. Dr Charles Price menjelaskan dia tidak dapat mengerti bagaimana kaum pria di Amerika yang begitu kuat dan sukses dalam menyerah pada panggilan Tuhan dalam nama Yesus Kristus.
Tetapi, dia melanjutkan,” Demos kamu tengah menyaksikan kejadian besar yang diramalkan dalam Kitab Suci. ‘Dan sesudah itu kejadian ini akan terus berlanjut dan Aku akan mencurahkan RohKu atas seluruh kaum…’ Hal ini akan terjadi sepanjang hidupmu, Demos, dan kau akan berperan dalam kejadian ini.”
Kata kata itu terus membakar hati Demos hingga akhir tahun 40-an dan awal 50-an.
Pada musim gugur tahun 1951 Demos membantu kampanye Oral Roberts di Los Angeles. Suatu malam setelah pelayanan sambil minum kopi dengan para penginjil lalu Demos bebagi beban dengan lainnya. Manusia bersaksi agar yang lain bisa mengkaitkan dengan kesaksian tersebut. Oral mengatakan, “Satu ide yang baik, lalu apa nama kegiatan itu?” Demos menjawab, “Full Gospel Business Men’s Fellowship International.” (Persekutuan Usahawan Injil Sepenuh Internasional).
Oral setuju untuk membatunya memulai kegiatan tersebut dan mereka mengumumkan pertemuan pertama diadakan di Clifton Cafetaria pada hari sabtu pagi sebelum hari terakhir kebangkitan rohani pada hari minggu. Betapa terkejutnya Oral dan Demos karena 21 orang datang menghadiri di Clifton’s untuk pertemuan pembukaan/peresmiannya.
Demos mulai mengadakan pertemuan makan pagi di Clifton’s setiap Sabtu pagi. Selama tahun pertama kegiatannya betul betul mengecewakan. Kehadirannya tidak teratur, mendapat tantangan dari kalangan gereja, tidak ada persembahan sama sekali. Apapun yang mereka usahakan selalu tidak berhasil.
Akhirnya Demos merasa sudah waktunya berhenti. Pada malam Jumat sebelum pertemuan hari Sabtu pagi terakhir di Clifton’s, Demos berketetapan untu berdoa sampai doanya dikabulkan Allah. Tatkala ia sedang berdoa sembari berlutut di karpet Persia yang terdapat dirumahnya, ia menerima sebuah Visi dari Surga. Visi inilah yang memulai gerakan FGBMFI yang akhirnya menjadi sebuah pengaruh besar didunia saat ini. (DM)
Sumber : Buku FGBMFI World Convention, Bali, Indonesia, 2012.

Visi diceritakan oleh Demos Shakarian (1952)

Saat saya berjalan diruangan tengah hal itu terjadi. Udara disekelilingku menjadi berat. Menekanku, sehingga aku jatuh berlutut, dan wajahku jatuh terlungkup di lantai.
Aku tahu Roh Tuhan ada padaku, bergetar diruangan itu dalam gelombang kuasa. Waktu berhenti… Semuanya menghilang….Dan aku mendengar suaraNya. “Demos, apakah kau akan meragukan kuasa KU?”  Tujuh kata ajaib yang segera membuatku sadar apa yang telah kulakuKan selama empat belas bulan terakhir ini aku berlaku seakan kekuatankulah harapan dari Fellowship ini. Betapa bodohnya aku.
Tidak ada, tidak ada seorangpun yang bisa, ataupun membuat perbedaan dalam kekekalan, kecuali digerakan oleh kuasa Tuhan. “Tuhan Yesus, maafkan aku..”, aku menangis tersedu sedu.
DIA melanjutkan. “AKUlah satu satunya. Demos, yang bisa membuka pintu pintu. AKU lah satu satunya yang dapat menghilangkan balok dari mata yang tidak bisa melihatnya.”
demosDibulan bulan sebelumnya, aku terus mencari orang orang untuk sebuah jawaban. Setiap saat aku bertemu bisnismen yang lain, atau pejabat politik, aku selalu berpikir, “Orang ini dapat membantuku membangun Fellowship.” Tuhan, dengan jalanNya yang penuh kasih, sekali lagi mengingatkan padaku, bahwa DIA-lah satu satunya sumber kita.
“Aku mengerti, Tuhan Yesus. Dan aku berterima kasih.”
“Dan sekarang, Aku juga akan membiarkanmu melihat dengan jelas.” Bersamaan dengan itu Tuhan mengijinkan aku berdiri dan mengangkatku. Kekuatan yang tadinya menekanku terlungkup dilantai sekarang mendorongku naik.
 Saat itu Rose masuk kedalam ruangan, tidak mengatakan apa apa, tapi berjalan menuju organ Hammond kami dan mulai memainkannya. Musik mengalir. Dan disekitarku perlahan menjadi terang benderang, ruangan kami terlihat seperti menghilang. Kemudian aku mendapati diriku sedang tergadah memandang kelangit, langit yang terang seperti siang- walaupun saat itu malam hari.
Berapa lama Rose memainkan musik, berapa lama aku menengadah kelangit, aku tidak tahu. Tapi tiba tiba Rose berhenti bermain, dan mulai berdoa dalam bahasa lidah, sebuah pesan yang indah meluncur dari mulutnya: “ AnakKU, AKU mengenalmu sebelum engkau dilahirkan. AKU telah menuntunmu disetiap langkah jalan hidupmu. SEKARANG AKU AKAN MENUNJUKAN PADAMU TUJUAN DARI HIDUPMU.”
 Saat ia berkata kata, aku merasa sepert diangkat. Meninggalkan tubuhku. Naik keatas, meninggalkan ruangan kami. Dibawahku aku bisa melihat atap atap rumah di Downey, pegunungan San Bernadino, dan pantai samudera Pasifik. Aku berada tinggi diatas bumi,dan bisa melihat seluruh negeri mulai dari barat sampai ke timur.’
Aku melihat orang orang dibumi. Berjuta juta banyaknya, berdiri berdampingan. Dan aku dapat melihat wajah ribuan diantara mereka dengan jelas.
Apa yang aku lihat membuatku takut. Wajah wajah mereka kaku, tanpa kehidupan, menyedihkan. Walaupun orang orang ini berdiri berdampingan sangat dekat dengan yang lainnya sampai berdempetan. Tidak ada kontak diantara mereka. – MEREKA SENDIRIAN, TANGAN MEREKA TERIKAT DENGAN RANTAI. Kepala mereka kaku, mata mereka kosong menatap kedepan, tidak berkedip,tidak melihat. Mereka dingin seperti es dalam sebuah badai salju. Kengerian menyerangku, aku sadari mereka mati.
 Lalu penglihatan itu berubah. Apakah bumi yang berputar, ataukah aku yang terbang mengelilingnya, aku tidak tahu. Tapi sekarang dibawahku terbentang Amerika Selatan. Kemudian terlihat benua Afrika, Eropa,dan Asia. Sekali lagi wajah wajah itu muncul, dan semuanya tetap sama. Wajah wajah dari orang berkulit coklat, kulit hitam, dan berkulit putih. Setiap orang kaku, sedih, dan setiap mereka TERJALIN DALAM BELENGGU RANTAI, TERKUNCI DALAM KEMATIAN.
“Tuhan…”, aku menangis. “Ada apa dengan mereka ! Tuhan, tolong mereka !”
 Aku baru tahu kemudiaan, setelah kejadian ini, Rose bercerita bahwa saat itu aku diam saja tak berkata kata. Tapi saat dalam penglihatan itu, aku menangis tersedu sedu, dan menjerit dengan keras.
Tiba tiba Rose mulai berbicara. Secara manusia, tentu saja ia tidak mungkin tahu apa yang sedang aku lihat. Tapi ia berkata : “AnakKu, APA YANG KAU LIHAT SELANJUTNYA AKAN SEGERA TERJADI.”
Bumi kemudian berputar – atau aku yang mengitarinya-untuk kedua kalinya. Dibawahku lagi ada berjuta juta orang yang kulihat tadi. Tapi kali ini sangat berbeda!
 ES TERSEBUT TELAH MELELEH- RANTAI RANTAI MEREKA TELAH PATAH! Mata mereka bersinar sukacita. Tangan yang tadinya terbelenggu sekarang bebas, dan kini tangan tangan itu terangkat ke Surga. Setiap mereka tadinya begitu terkurung dalam penjaranya masing masing, tidak lagi sendirian, tapi terhubung dalam sebuah jalinan komunitas yang saling mengasihi dan saling menghormati
Asia, Afrika, Amerika – di semua tempat kematian telah berubah menjadi kehidupan. RANTAI RANTAI YANG MEMBELENGGU TELAH DIPATAHKAN! Dan kemudian penglihatan itu berakhir. Saat itu pukul 3.30 dini hari.
Sumber : Buku FGBMFI WORLD CONVENTION, BALI, INDONESIA, 2012

Tuesday, July 2, 2013

SOSOK AYAH

Kesaksian Mark Mc Clendon
Mengelilingi dunia pada tahun tujuh puluh-an membawa keluarga kami menghadapi tantangan yang sangat banyak, bahkan berulang kali keluarga kami menghadapi bahaya yang mengancam nyawa kami. Pada hari Edgar Al Bhutto, bekas PM Pakistan digantung oleh pemerintahan militer yang kudeta dia, keluarga kami di kota Karachi, ibu kota Pakistan. Kalau bukan Tuhan sendiri turun tangan menolong kami lolos dari keadaan yang nyaris tak terkendali, entah apa yang terjadi pada kami saat itu. Kami mendarat di Phnom Penh, Kambodja di tengah-tengah tiga tahun pemerintahan Khmer Rouge. Dalam waktu hanya 5 menit setelah mendarat, pesawat yang membawa kami segera lepas landas kembali, dan bandara telah kosong, tidak ada manusia satupun. Bom dan mortir mulai berjatuhan di bandara itu, karena ternyata pasukan Vietnam sedang menyerbu ibu kota Kambodja tersebut. Kami berdiri di landasan pesawat sambil berdoa, minta pertolongan Tuhan. Sekali lagi Tuhan loloskan kami dari maut pada hari itu, dan 3 hari kemudian kami terevakuasi. Dari Calcutta India, sampai Jeddah, Saudi Arabia, banyak petualangan-petualangan dan kesulitan-kesulitan yang saya alami, terlalu banyak untuk diceritakan satu per satu.

Ayah adalah seorang hamba Tuhan. Ia membawa saya keliling dunia hanya bermodalkan ‘dengkul’. Ia seorang Profesor Dokter yang bekerja di Oral Roberts University dengan gaji yang cukup kecil. Setiap tahun ketujuh, atau ‘tahun Sabat’, ia membawa kami sekeluarga untuk berjalan berkeliling dunia dalam misi, dari satu negara ke negara lain. Kadang-kadang saat kami terbang atau naik kapal ke suatu tempat, kami bahkan tidak tahu mau menginap di mana nanti malam. Kami hanya berdoa, dan Tuhan yang menjawab semua doa kami. Sejak kecil, saya sudah menyaksikan berbagai mujizat dengan mata kepala saya sendiri.

Suatu hari, ketika kami berada di Damaskus, Syria, ayah menderita sakit yang sangat parah. Saya berpikir, mungkin sekali ayah akan meninggal di kota itu. Ia tergeletak di pembaringan, di sebuah penginapan yang murah. Berhari-hari ia hanya terbaring di tempat tidur, dan tidak bisa berjalan. Obat dari dokterpun tidak dapat menolong dia. Saya mengalami sebuah ketakutan yang besar, karena kalau sampai ayah meninggal, bagaimana kami sekeluarga bisa keluar dari Siria?


Suatu saat, ayah memanggil saya dan membisikkan kepada saya, 'Mark, ambilkan saya sepatu'. Saya bertambah cemas, saya berpikir, wah ini ayah sudah mulai mengigau. Karena ia bangun dari tempat duduk saja tidak bisa, mengapa dia meminta saya mengambilkan sepatu? Dengan berat hati saya ambilkan sepatu. Kemudian ayah kembali berbisik, 'sekarang, ambilkan obatku'. Saya pun mengambil obat yang diberikan oleh seorang dokter saat kami berada di Jerman tiga minggu yang lalu. Kemudian ayah meminta saya membopong beliau ke balkon.


Kamar hotel kami terletak di lantai tiga, hanya dilengkapi oleh kipas angin besar di plafon kamar dan memiliki sebuah balkon kecil, yang langsung menghadap ke jalan raya. Saat itu siang hari, cuaca sangat panas, dan kondisi jalan raya saat itu hiruk pikuk dengan orang yang lalu lalang, banyak mobil yang membunyikan klakson.


Saya membopong ayah, yang hanya mengenakan celana dalam. Kemudian sesampainya di balkon, ia meminta saya untuk memakaikan sepatunya, dan ia meminta saya meletakkan obat itu di lantai balkon. Kemudian, dengan tubuh yang masih gontai, ia berpegangan di tubuh saya sementara tangan yang lain berpegangan di pagar balkon. Saat itu, siang hari bolong, seorang ‘bule’ dengan hanya mengenakan celana dalam dan sepatu pantofel, berkeringat, dan berdiri di balkon, membuat semua orang yang sedang lalu lalang di bawah kami menengok kepada kami dengan heran. Kemudian, sekonyong-konyong ayah berteriak, 'DALAM NAMA TUHAN YESUS', kemudian ia injak obat-obat itu sehingga berhamburan ke jalan. Kemudian ia meminta saya untuk membopongnya ke kamar mandi. Dalam perjalanan ke kamar mandi, ayah lepas dari pegangan saya, dan.. ia berjalan sendiri. Ia SEMBUH, sehat 100% dalam seketika!


Ayah memberikan banyak sekali hal-hal yang berarti buat saya, tetapi di sisi lain, ayah juga memberikan LUKA yang banyak. Hati saya sebagai bocah kecil dilukai karena memang ayah adalah orang yang keras, dan saya sering mengalami pukulan dan kata-katanya melukai hati saya. Hal tersebut membuat saya sadar, bahwa seorang ayah mempunyai potensi yang sangat besar untuk melukai anaknya, tetapi sebaliknya, seorang ayah juga memiliki potensi yang sangat besar untuk memberkati anaknya. Dan sekalipun dia buat kesalahan, apabila seorang ayah berniat, dia memiliki potensi untuk membantu memulihkan anaknya dari luka-luka itu. Terkadang, didikan dari nenek moyang kita diwarnai oleh banyak kekerasan. Mungkin mereka juga alami didikan yang sama dari orang tua mereka, sehingga sebuah kekerasan atau makian adalah hal yang lumrah dan akhirnya hal ini terbawa terus dari generasi ke generasi, hingga ke generasi kita. Tanpa kita sadari, kita bisa ikut meneruskan lingkaran dilukai-melukai tersebut kepada anak-anak kita.


Maka sebenarnya, bagi seorang lelaki, sebagai seorang ayah, tantangan tersulit bukan mencari harta, popularitas, atau mencari kedudukan. Terlebih dari semua itu adalah bagaimana menjadi seorang ayah yang baik. Sebagai seorang ayah, memberikan dasar-dasar yang kuat kepada anaknya, sehingga ketika anak kita dewasa, ia bisa menjadi seseorang yang tidak hanya terlihat baik dari luar, tetapi bisa menjadi seorang pribadi yang kuat dan tidak mudah terombang-ambing oleh dunia.


Seorang ayah harus mengetahui fungsinya sebagai seorang ayah menurut Firman Tuhan. Kita miliki prinsip-prinsip yang kita warisi dari leluhur kita, yang mungkin adalah dari ayah kita, tetapi setelah dilihat secara seksama, ternyata sama sekali tidak sesuai dengan Firman Tuhan! Bukan hanya sekedar prinsipnya, tetapi juga etosnya. Misalnya: Ayah kalau bicara, anak harus diam, dan tidak boleh dibantah! Itu etos. Kita harus senantiasa mengecek, apakah prinsip dan etos kita, dimana melaluinya kita bangun budaya atau kultur keluarga kita, apakah sesuai dengan Firman Tuhan?


Seorang ayah harus mendisiplinkan anaknya di dalam KASIH, bukan secara emosional. KASIH harus menjadi landasan yang utama di dalam keluarga. Mendisiplin anak dalam emosi yang tinggi, hasilnya pasti melukai sang anak.


Saya memiliki seorang anak perempuan yang bernama Holly, yang mengalami down syndrome, dan keterbelakangan mental. Adiknya, Cody, yang berusia lebih muda dua tahun darinya, bersekolah di sebuah sekolah bersama-sama dengan Holly di kelas lima Sekolah Dasar. Mereka kelas 5 SD yang sama, namun ruang kelas dan guru yang berbeda. Nah, di rumah saya seringkali mendapati Cody bersikap emosional bila sedang menghadapi kakaknya. Daripada saya langsung memarahi Cody karena kasar kepada kakaknya, saya mengajak Cody untuk berbicara berdua. Cody akhirnya bercerita kepada saya sambil menangis. Rupanya, setiap kali Holly berjumpa dengan Cody di lorong, mess atau manapun di sekolah, Holly selalu berteriak dengan lantang, 'CODYYY', kemudian ia akan berlari, memeluk, dan mencium Cody! Hal ini membuat Cody merasa malu karena teman-temannya mentertawakan dan mengejek dia. Hal ini terus dan terus berulang, sehari bisa puluhan kali, sehingga Cody semakin merasa malu dan sebal dengan kakaknya.


Saya bercerita kepada Cody, Kamu wajib mencintai dan mengasihi kakak perempuanmu seumur hidupmu. Suatu hari nanti, bila kamu berjumpa dengan dia di Surga, down syndrome dia sudah tidak ada. Badannya boleh memiliki kekurangan (down syndrome), tetapi rohnya Holly Allah ciptakan sempurna. Saat itu Holly akan katakan kepada kamu: Cody, kamu itu pembela aku. Kamu itu satria bagi aku. Kamu itu adalah adik yang melindungi aku, adik yang selalu menjaga aku, yang selalu mencintai aku apa adanya walaupun aku cacat saat aku ada di dunia. Terima kasih. Mendengar hal ini, Cody langsung menangis, saya juga menangis. Sejak itu Cody bangkit dan berubah. Firman Tuhan yang paling sederhana, yaitu KASIH, ia terapkan. Ia menjadi seorang anak laki-laki yang paling ksatria, terhadap perempuan dan terutama terhadap kakaknya.


Di kesempatan yang terpisah, saya juga berbicara secara pribadi kepada Holly, menegurnya, dan memberi dia batas maksimal cium dan peluk Cody hanya tiga kali sehari di sekolah!


Akhirnya apa yang terjadi? Kalau Holly bilang 'CODYYY..' di sekolah, maka Cody juga akan bilang 'HOLLYYY', dan ia akan membalas pelukan kakaknya dan ia mencium kakaknya! Semua teman-teman Cody yang tadi mengejeknya, hanya bisa tertegun dan terpana melihat hal itu, dan semua ejekan, cemoohan itu hilang, melihat KASIH dipraktekkan di depan mereka. Mereka malah menjadi iri!


Menjadi seorang ayah yang benar semakin penting, dan semakin menantang. Saat ini, kita menghadapi sebuah Native Digital Generation. Artinya generasi ini sejak berada di dalam kandungan ibunya pun sudah mengenal dunia digital, dan mereka jauh lebih akrab dan mahir dengan dunia digital dan teknologi daripada kita. Seorang ayah pada hakekatnya adalah seorang pelindung. Apakah kita berfungsi sebagai pelindung untuk anakanak kita? Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita tidak mengerti tentang gituan (tentang teknologi, red), sedangkan kita membelikan banyak gadget (barang-barang berteknologi, seperti komputer, handphone blackberry, dll, red) untuk anak kita. Tanpa pengawasan yang benar, dan kebijaksanaan dalam memberi batasan dan peraturan dalam rumah tangga kita, termasuk untuk setiap gadget yang anak-anak kita miliki, bisa menjadikan kita malah sebagai ayah yang jahat, yang tidak memberkati anak-anak kita. Kita harus ingat bahwa berbagai perangkat digital itu menjadi super highway informasi yang baik atau jahat bagi anak-anak kita tanpa ada pengarahan dan perlindungan dari kita.


Jangan lupa untuk mengambil liburan bersama keluarga kita, meninggalkan hiruk pikuk kehidupan digital dan mendekatkan diri kita ke Tuhan melalui alam bebas.


Terakhir, tunjukkan kasih dan cinta yang tulus terhadap istrimu di depan anak-anak kita. Karena ini akan memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak-anak kita, dan menjadi modal mereka untuk berumah tangga satu hari kelak. Semakin baik seorang ayah berfungsi membesarkan, melindungi dan mendidik anak-anaknya, semakin sedikit ‘PR’ yang harus dikerjakan nanti untuk memulihkan dan meluruskan yang rusak dan bengkok. Setiap pria yang berniat, pasti bisa menjadi ayah yang baik dengan pertolongan Bapa di Sorga! - Tuhan memberkati. (P8)


Mark McClendon adalah Ketua Komisaris Yayasan CBN Indonesia. Bersama istrinya Ira Sekuntarwati dan ketiga orang anaknya, Holly, Cody, dan TJ, berjemaat di gereja IES (International English Service). Beliau adalah member FGBMFI Jakarta Kelapa Gading Chapter.

Sumber dari Voice FGBMFI Indonesia